Sunday 31 December 2006

curhat akhir tahun versi dunia

ketika diawal tahun, begitu banyak rencana-rencana di kepala. baik itu rencana kegiatan yang akan dilakukan. rencana perubahan kehidupan sosial. rencana usaha-usaha pengembangan diri. rancangan strategi pencapaian hasil studi. bahkan rancangan targetan masa 10 tahun ke depan pun sempat dikoreksi agar sesuai dengan perkembangan yang ada, namun mulai muncul beragam masalah

begitu banyak rencana-rencana yang tak tercapai. begitu banyak kegiatan-kegiatan yang tak jadi dilaksanakan. usaha pengembangan diri pun tidak mencapai target yang diinginkan. strategi untuk studi pun menjadi kacau balau. keeksisan hubungan sosial, tak dapat diharapkan. dan yang paling parah... rencana nikah yang terpaksa harus ditunda.

di tahun ini, akhirnya saya kembali menjadi operator warnet, setelah sebelumnya warnet tempat saya bekerja mengalami kebangkrutan. di warnet yang baru ini saya merasa lebih nyaman. selain karena sang boss yang sangat baik (kadang suka nraktir saya makan dan minum di rumah makan milik orang tuanya) beliau juga ga terlalu keras terhadap peraturan. hubungannya dengan operator yang lainnya pun cukup akrab. sayangnya saya malah memanfaatkan kebaikannya itu demi kepentingan saya sendiri. saya pun merasa tidak optimal dalam menjalankan tugas. masih terbawa perasaan ketika bekerja.

di tahun ini juga, saya kembali gagal dalam mencapai target perbaikan diri. masih begitu banyak kebiasaan-kebiasaan jelek yang dilakukan. dan sayangnya saya masih melakukan pembenaran terhadap hal itu. kebiasaan paling utama adalah, menunda (dengan alasan "terkadang kita perlu menunda yang baik untuk mendapatkan yang terbaik"), malas, malu, menutup diri, terbawa perasaan, lebih banyak bicara dan merencana tanpa melakukan, dan menyepelekan hal yang sepele.

di tahun ini pula nilai-nilai mata kuliah saya semakin turun. kuliah sering tidak masuk. tidak memperhatikan informasi yang disampaikan dosen. dan masih banyak hal-hal akademis yang saya tinggalkan.

di tahun ini pun saya kembali gagal dalam menyelesaikan buku Dunia Transparan dan cerpen Gw Emang Jagoan. padahal sudah lebih dari 2 tahun konsep itu diendapkan. rencana pergi bersilaturahim ke rumah uyut yang ada di dekat kostan pun kembali tak terlaksana, dan kini uyut saya sudah meninggal.

semoga di tahun depan saya dapat mencapai targetan-targetan yang akan saya rencanakan. semoga di tahun depan semakin banyak rencana yang dapat saya selesaikan. semoga di tahun depan semuanya dapat menjadi lebih baik

Sunday 24 December 2006

tentang tersendiri



ada yang bilang hidup sendiri itu nikmat, kita tak perlu memikirkan perasaan orang lain. namun ada yang bilang lebih nikmat lagi jika hidup bersama dengan orang lain, karena kita dapat merasakan indahnya kebersamaan. namun, pernahkah kita merasa sendirian meskipun saat itu banyak orang disekeliling kita? pernahkah kita merasa terasing di tengah sahabat-sahabat kita?

manusia merupakan makhluk sosial. dia tidak bisa hidup sendiri, karena ada kebutuhannya yang tak bisa dipenuhi sendiri. namun, manusia juga merupakan makhluk pribadi yang kadang membutuhkan waktu untuk sendirian. beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah novel yang menceritakan tentang kebersamaan beberapa orang manusia ang menyatakan diri untuk saling bersahabat. hampir setiap waktu mereka selalu bersama, hingga pada suatu waktu mereka merasa perlu untuk berpisah untuk sementara waktu. intinya meskipun kita membutuhkan orang lain dalam hidup ini, terkadang kita perlu untuk menyendirikan diri kita. entah itu untuk merenung, mengevaluasi diri, atau membaca keadaan diri dan sekitar.

meskipun kita merasa nyaman dalam kesendirian, namun ada kalanya kita akan merasa sepi dan sendiri. dan pada saat itu kita akan membutuhkan orang lain untuk bercengkrama, merasakan warna lain dari kehidupan. awalnya mungkin akan terasa asing dan sulit, karena jiwa kita akan terasa terkekang oleh kebebasan orang lain, namun justru disanalah bentuk pelajaran berharga yang sangat penting dalam pendewasaan. warna-warni hidup akan mulai mewarnai hati kita.

dengan hidup bersama dengan orang lain, kita akan dapat menempa kesabaran yang dibutuhkan agar hidup kita lebih kuat. dengan hidup sendiri kita dapat mengenali kemampuan kita sesungguhnya. dengan hidup bersama akan ada pembakar semangat yang akan mendorong kita ketika ada rintangan yang menghadang. dengan hidup sendiri kita akan merasa dekat dengan alam.

kita memang membutuhkan orang lain untuk dapat menemukan jati diri sebagai manusia, namun kesendirian akan dapat membantu kita untuk mencari fitrah yang sesungguhnya

Sunday 17 December 2006

terkadang kita hanya perlu tahu

Lo kudu bikin bikin biar bisa bikin bikin. bingung dengan kalimat itu? anehkah kalimat itu? mengertikah dengan kalimat itu? jika anda bingung, percayalah, kebingungan anda adalah sebuah pertanda baik, sebab berarti otak anda masih bekerja dengan benar. jika merasa aneh, berbahagialah karena itu berarti anda masih normal. jika mengerti percaya sajalah dengan kalimat itu.

tidak semua hal harus kita pahami. tidak semua hal harus kita kuasai. terkadang kita hanya perlu tahu tentang suatu hal. salah satunya adalah inti dari kalimat pertama tulisan ini.

sebagian kecil orang tua di indonesia mengharapkan anaknya menguasai segala sesuatu. mereka mengharapkan anaknya menjadi yang terbaik di segala bidang. keinginan itu menjadikan mereka memasukkan anaknya ke dalam sekolah terbaik. tidak cukup dengan itu, kursus-kursus keterampilan pun dijadikan tempat penggemblengan anak-anaknya. ada anak-anak yang akhirnya berhasil menjadi orang yang pintar, namun ada juga yang menjadi pembangkang. masalahnya, apakah semuanya itu perlu? pentingkah menjadi orang yang serba mengerti? akankah kemengertian terhadap segala sesuatu itu menjadi manusia sebagai makhluk yang mandiri?

perlukah kita menjadi manusia yang serba mengerti? namun sebagai pemikrian dalam melakukan sesuatu, kita memang perlu bikin bikin agar bisa bikin bikin.

Sunday 10 December 2006

antara feminisme, cinta dan poligami

mungkin tulisan ini terkesan basi. mungkin pula tulisan ini dianggap hanya ikut-ikutan trend yang sedang berkembang. mungkin masih banyak anggapan-anggapan orang tentang tulisan ini, sama halnya tanggapan orang terhadap poligami yang dilakukan oleh AA Gym. ada yang mencaci, menghina, bersumpah serapah, namun ada pula yang mendukungnya.

orang-orang yang menentang poligami umumnya adalah kaum feminis, yang merasa bahwa poligami berarti merendahkan derajat wanita. selain itu orang-orang yang sakit hati ataupun merasa sakit hati dengan pelaku poligami yang tidak bertanggung jawab tampaknya telah menggeneralisasi keadaan. mereka membenci semua orang yang berpoligami (semoga ini bukan generalisasian balasan). kelompok lain yang menentang poligami adalah laki-laki yang merasa bahwa poligami adalah sebuah kesalahan, karena merasa poligami sangat merugikan wanita.

mungkin contoh kasus AA Gym dapat menjadi contoh bagi para anti poligami. Penjelasan yang diberikan oleh AA Gym dapat dibaca di sini dan di sini dari penjelasna AA Gym, mungkin kita dapat melihat beberapa hikmah dari poligami, yaitu menguji kecintaan kita kepada 4JJ1, menguji keikhlasan, dan yang menurut saya layak untuk jadi catatan adalah menguji kemampuan kita dalam berbagi sesuatu yang kita cintai.

ya, berbagi sesuatu yang dicintai, karena mencintai sesuatu bukan berarti kita harus memiliki sesuatu itu, sebab jika kita masih merasa harus memiliki sesuatu yang kita cintai berarti kita masih menjadi orang yang egois. orang egois adalah orang yang hanya mencintai dirinya sendiri. mencintai sesuatu dapat dibuktikan dengan membiarkan orang lain merasakan manfaat dari yang kita cintai, selain itu membiarkan yang kita cintai dapat mencintai yang dia cintai. (pusingkah? jika pusing berarti anda masih berpikir).

poligami merupakan sesuatu yang dibolehkan, namun bukan sesuatu yang diharuskan. artinya, seseorang boleh saja berpoligami dengan catatana dia dapat memenuhi syarat yang ditentukan, namun bukan berarti dia harus berpoligami. memang secara logika pembolehan poligami terkesan tidak adil, sebab tidak ada pembolehan poliandri (wanita bersuami banyak), namun aturan 4JJ1 tidak harus selalu di sesuaikan dengan logika, sebab logika manusia itu terbatas.

kaum feminis atau pun aktivis perempuan, tampaknya lebih mementingkan perasaan (atau lebih tepat egonya), dari pada logika dan kecerdasannya. lihat saja sikap mereka terhadpa kesetaraan gender. sebenarnya apa yang ingin diangkat dalam isu ini? apakah keinginan untuk mengangkat martabat wanita? atau kah hanya ingin menunjukkan bahwa wanita itu bisa sama seperti laki-laki? jika pilihan kedua adalah jawabannya, maka itu adalah mustahil. sebab ada hal-hal yang tidak dapat disetarakan antara wanita-pria.

Sunday 3 December 2006

corat-coret pelatihan blogging

ngeblog untuk sosialisasi, terlepas dari tujuan sosialisasi tersebut. sebagai media promosi, umumnya berupa opini atau artikel. membuat album, isinya koleksi lepas. diary, catatan perjalanan
manfaat ngeblog, media publik di dunia maya. sebagai katalis atau mempercepat peningkatan budaya baca-tulis. sebagai gaya hidup
media promosi alternatif yang murah 9gratis malah v^_^ ), publikasi swadaya independen. sebagai partisipasi terhadap suatu wacana, bisa lebih beragam dan bebas.
kritik dari para pengamat terhadap blog, masalah etika, ekonomi, epistimologi (mengambil kesimpulan terhadap ilmu pengetahuan), objektif atau subjektifitas
blog teks (text editor), blog foto (image hosting), video blog, audio blog
promosi blog : signature email atau media apapun, diikutkan pada forum diskusi, manfaatkan mesin pencari, berkunjung ke blog lain, blogroll, bergabung dengan aliansi
komentar di entri yg dimaksud, komentar di tempat lain (menanggapi postingan blogger lain di blog sendiri)
trackback informasi pemberitahuan bahwa ada orang lain yang menulis tentang komentar terhadpa postingan kita
metode subscribe menggunakan feed
menghasilkan uang dari blogging :penulis berhonor, nara sumber profesional, penerbitan indie, penjualan nama merchandise, jaringan sosial.
kredibilitas (layak jadi rujukan atau tidak), mengenal atmosfir dunia blog, hubungan dengan media massa, rendah hati saat menerima dan bijaksana saat memberi, tata cara pengutipan (maaf ga akan diedit, sedang males >:) )

Sunday 26 November 2006

kejujuran, hanya untuk direnungkan

saat ini sungguh langka orang yang jujur. betapa saat ini manusia telah dikondisikan untuk menjadi orang yang tidak jujur. tidak percaya? silakan saja, toh, bukan kita yang menentukan kenyataan, tetapi kenyataan yang telah menentukan kita.

kita pasti sudah mengenal korupsi dan koruptor, pencuri dengan kemalingan, atau pun budaya menyontek. semua merupakan bentuk ketidakjujuran. kita sungguh benci dengan orang-orang yang korupsi, namun, bencikah kita kepada diri sendiri ketika tidak menepati waktu? bencikah kita kepada diri sendiri ketika hanya menaati peraturan ketika ada penegak hukum? atau bencikah anda yang bertugas sebagai penegak hukum ketika anda justru memanfaatkan tanggung jawab anda demi keuntungan pribadi?

sering kita melihat ada pelaku kejahatan yang berdamai dengan polisi (melanggar peraturan lalu lintas merupakan bentuk kejahatan). bentuk perdamaiannya adalah dengan memberikan beberapa rupiah kepada sang polisi. sering pula kita melihat atau bahkan merasakan "menembak" SIM. mengapa itu masih terjadi? mungkin karena hal itu memang telah dikondisikan atau bahkan terkondisikan. tapi, yang pasti itu karena ketidakjujuran yang dilestarikan.

banyak orang yang melakukan tindakan main hakim sendiri ketika menangkap pencuri, namun bersediakah masyarakat menghakimi orang yang mencuri hati mereka lalu membahagiakan mereka? tidak masalah jika kebahagiaan itu merupakan kebahagiaan sebenarnya, tapi bagaimana jika itu hanya kebahagiaan semu. bukankah itu merupakan bentuk pencurian juga? sungguh banyak jenis pencuria yang tidak disadari atau bahkan ditutupi. dan penutupan itu pun sebenarnya merupakan sebuah pencurian lainnya. curi start kampanye juga tampaknya sudah menjadi sesuatu yang dibenarkan oleh beberapa tokoh. tampaknya memang saat ini kita telah dikondisikan atau terkondisikan untuk tidak berbuat jujur.

pengondisian untuk menyontek pun merupakan indikasi bahwa ketidakjujuran sudah dikondisikan atau terkondisikan. betapa banyak para pelajar yang bangga dengan pencarian nilai. dampaknya segala cara dilegalkan untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, salahsatunya adalah menyontek. mengadaptasi film-film asing pun menjadi salah satu budaya para tokoh perfilman di tengah kekurangkreativitasan yang melanda.

semoga tulisan ini menjadi bahan renungan bersama, terutama bagi saya karena saya sendiri telah tidak jujur kepada semuanya, terutama kepada diri saya sendiri. buktinya blog ini sengaja dikondisikan untuk terlihat diupdate berkala secara konstan.

Sunday 19 November 2006

sedikit tentang asa

setelah mengevaluasi diri beberapa waktu yang lalu, saya menyadari bahwa telah lebih dari satu minggu ke belakang, hati saya sedang sensitif. bagi orang-orang yang merasa kenal dengan saya pasti akan merasa aneh dan mungkin berpikir "seorang dajal kok sensi?". yah, itu adalah hal yang wajar, karena saya pun merasa aneh. he99x

namun, saya sadar bahwa keadaan ini merupakan hal yang wajar. dari keadaan ini pun saya tahu bahwa saya masih seorang manusia dan akan tetap menjadi seorang manusia (kata temen sih kalimat itu pernah diucapin ama ibu irene). saya adalah seorang laki-laki biasa yang memiliki perasaan, terlalu perasa malah (itu kata temen-temen saya yang lain). namun, saya masih bingung dengan satu masalah "apa yang menyebabkan saya menjadi sensitif?"

mungkin penyebab masalahnya adalah karena selama bulan november ini saya banyak mengalami masalah yang melibatkan perasaan. dari masalah perombakan rencana masa depan, hubungan sosial dengan beberapa orang yang sedang mendekat, hingga pemilihan ketua senat mahasiswa.

maaf jika dalam postingan ini hanya berisi curhat saya (kalo memang bisa dianggap curhat). saya hanya ingin membagi maslah saya dengan teman-teman saya di dunia cyber, yang meskipun jauh secara fisik, namun saya dapat merasakan kedekatan hati mereka.

sebagai penutup saya hanya ingin berpesan kepada beberapa sahabat saya.

  • tuk mantan calon bidadariku, maaf kalo keputusan saya telah menyakiti hati teteh. jujur saya sangat berat untuk memilih. saya yakin teteh tahu betapa beratnya posisi saya. mungkin saya memang bukan yang terbaik untuk teteh. semoga teteh mendapatkan seseorang yang lebih baik dari saya.
  • tuk seseorang yang merasa kecewa atas sesuatu yang saya lakukan. semoga pernyataan saya di atas dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. sungguh, ketika saya mendengar dari seseorang, bahwa ada orang yang kecewa kepada saya, saya pun merasa kecewa, karena telah membuat orang lain kecewa kepada saya. walaupun akhirnya saya tahu bahwa kekecewan anda karena kesalahan persepsi saja dan pengharapan yang telalu berlebih.
  • tuk teteh yang bersedia menjadi tempat curhat singkat saya, makasih karena telah bersedia menerima kecengengan saya. sungguh waktu itu saya sudah tidak sanggup lagi menahan perasaan saya.
  • tuk si elu yang dianggap berhati batu. makasih karena telah mau menjadi "boneka" gw. makasih karena mau diajak diskusi dan mau mengajak diskusi. dan, inget... gw ga akan mati secepat itu >:). elu yang mati duluan atau gw yang mati duluan? kita liat nanti. gw terkesan sombong??? emang, karena sombong itu perlu selagi masih hidup >:)

tuk seluruh saudaraku, janganlah terlalu menggunakan perasaan sebab manusia bukanlah makhluk yang selalu emosional. tapi juga jangan terlalu mengandalkan otak dan logika, sebab manusia bukan robot yang selalu logis. maka berpikirlah dengan hati dan merasalah dengan akal.

Sunday 12 November 2006

antara tamu, semah dan realita

siapakah itu tamu? lalu apa itu semah? apa hubungan keduanya dengan realita?
sebelum mulai akan saya berikan penjelasan dari judul tulisan ini

tamu = orang atau sesuatu yang melakukan kunjungan
semah (ngahesekeun nu boga imah)= orang atau sesuatu yang menyusahkan orang yang sedang dikunjungi/ yang punya rumah
realita = keadaan yang terjadi, ntah itu yang dimanipulasi atau memang yang sebenarnya

tulisan ini dimunculkan karena terdorong oleh opini-opini yang muncul menanggapi kedatangan seorang goorge walker bush ke indonesia. G.W. Bush merupakan seorang presiden amerika serikat. bukanlah hal yang aneh jika seorang presiden melakukan kunjungan ke negara-negara yang ada di dunia. sebab presiden juga seorang manusia yang membutuhkan kehadiran manusia yang lain. rosululloh pun menganjurkan untuk bersilaturahim. namun, tampaknya ada masalah dengan kunjungan bush jr. ini

hampir semua orang tahu, bahwa sejak kepemimpinannya (atau bahkan memang sudah sejak sebelumnya) amerika dianggap telah melakukan banyak pelanggaran HAM. penyerangan ke Afganisthan dan Irak dan bantuan perang terhadap israel yang menyerang Palestina mungkin bisa menjadi contoh yang nyata dan besar.

standar ganda yang dilakukan oleh bush jr. pun tampaknya menjadi polemik juga di mata negara-negara yang terdzolimi. intervensi terhadap keputusan PBB dan juga negara-negara lemah (termasuk Indonesia) telah menambah daftar perilaku yang tak disenangi.

kini, bush jr. hendak berkunjung ke Indonesia. dia memposisikan diri sebagai tamu. sebagai orang yang bertatakrama dan beradab, sudah selayaknya bangsa Indonesia yang diwakili oleh pemerintah untuk menata dan menjamu seorang tamu. memberikan kenyamanan dan ketenangan merupakan hal utama dalam menyambut tamu. namun, apakah seorang bush jr. memang pantas dianggap sebagai tamu?

melihat track recordnya yang dapat dikatakan sebagai daftar hitam, tampaknya semah merupakan gelar yang layak bagi seorang bush jr. lalu, untuk apa bangsa indonesia menjamu seorang semah yang telah menyusahkan sebagian besar rakyat dunia?

sebagai penutup, mari kita sambut bush jr. dengan sambitan yang meriah >:)

Sunday 29 October 2006

Pentingkah Mengucapkan Salam?

salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah ucapan "assalaamu'alaikumwarohmatullohiwabarokaathu"

namun, tak dapat dipungkiri bahwa terkadang kita merasa malas untuk sekadar menyapa atau bahkan membalas sapaan. kadang kita pun merasa tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa di tengah-tengah keramaian. kadang kita ingin menjadi orang yang tersendiri, menyepi meskipun hal itu terjadi ketika kita berada dalam sebuah komunitas atau sebuah pekerjaan yang memposisikan diri kita berada dalam keramaian.

hal ini pun muncul dalam aktivitas di dunia maya, tepatnya ketika kita menggunakan fasilitas mesengger, baik itu YIM, MIRC atau pun yang lain. kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang sedang on line dan sebagai seorang muslim, kita sepatutnya menyampaikan salam, ke semuanya, yang paling mudah adalah dengan cara broadcast. namun, terkadang kita akan merasa bahwa salam tersebut akan mengganggu saudara muslim kita, karena kadang kita pun merasa terganggu dengan salam dari orang lain.

namun, tahukah anda, sesuai dengan kalimat pertama tulisan ini, salam adalah salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. maka, sudah sepantasnyalah kita menebarkan salam, meskipun kita merasa bahwa salam itu akan mengganggu muslim yang lain. kita pun harus menghilangkan rasa "terganggu" ketika kita menerima salam dari orang lain, dan menggantinya dengan rasa senang untuk menjawab salamnya.

Sunday 22 October 2006

Maka Bencilah Aku

Bencilah diriku
Jika ternyata hatimu telah terlalu mencintaiku
Sebab mungkin
Cinta itu bukan berasal dari Nya

Bencilah diriku
Jika ternyata kehadiranku
Membuatmu melupakan yang lainnya
Karena pasti asa itu bukan dari Nya

Bencilah diriku
Ketika kau merasa hanya akulah yang terbaik
Ketika kau berpikir hanya aku yang layak untuk mu
Ketika kau berharap berdampingan denganku

Bencilah diriku
Agar cinta mu terjaga

Bencilah diriku
Agar hati mu kembali perawan

Bencilah diriku
Atas nama Nya

Bencilah dengan cinta kepada Nya
=====================
dibuat beberapa saat setelah mengecewakan seseorang. sekali lagi, maaf. pasti 4JJ1 akan mengganti saya dengan orang yang lebih baik

Sunday 15 October 2006

sang pemimpin

entah kenapa kini saya sedang ingin mencari tahu tentang pemimpin. namun, karena saya masih sangat ingin tahu tentang pemimpin maka saya pun melakukan penggoogelan dan inilah hasilnya :

Untuk tampil ke depan dan dituruti, selain memerlukan credibility (dinilai mampu, ahli, dapat dipercaya, tidak bias), ada baiknya pemimpin punya daya tarik. Daya tarik itu kita sebut kharisma. Webster mendefinisikan Charisma sebagai “A magnetic personality”, yaitu sebuah energi besar yang mampu membuat semua mata tertuju pada Anda serta menuruti kata-kata Anda sambil manggut-manggut. Tidak semua orang memiliki charisma. Bayangkan, hanya dalam tempo yang singkat mereka berhasil membangun jaringan dan kekuatan, bahkan dengan berani melawan kekuasaan lama yang sangat kuat dan tertata baik. Ketika transparansi dan accountability sudah menjadi tuntutan masyarakat, ada baiknya para politisi berpaling kepada “CEO-type leaders”. Di dunia ekonomi, ternyata diketahui bahwa CEO-CEO yang berhasil, tidak melulu seseorang yang charismatic. Di dunia internasional kita mengenal CEO-CEO yang sangat rendah hati, introspektif, lebih banyak mendengar, pragmatic, dan lebih banyak memimpin dengan contoh daripada dengan kata-kata. Mereka semua berorientasi ke dalam, membenahi organisasi dan manusia daripada sibuk menjadikan dirinya penguasa terkenal, tapi karya-karya mereka berakar kuat ke dalam, dan mampu membuat lembaga mereka tumbuh berkelanjutan. James C. Collins dan Jerry I. Ponas dalam karya ilmiahnya yang berjudul Built to last menandakan bahwa “charisma not required”. Kalau Anda seorang pemimpin yang kharismatik dan high-profile, itu bagus, tetapi kalaupun tidak, itu juga tidak jelek. (dari : http://jkt.detik.com/kolom/rhenald/kolom/200504/20050428-151341.shtml)

Ki Hajar Dewantara mengajarkan kepemimpinan kepada bangsa untuk tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo. Artinya, kepemimpinan itu di belakang memberi dorongan, di tengah membangun prakarsa, dan di depan memberi teladan. KH Abdurrahman Wahid menyebutkan arti seorang pemimpin bagi Islam, dia adalah pejabat yang bertanggungjawab tentang penegakan perintah-perintah Islam dan mencegah larangan-larangan-Nya, atau, Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Pemimpin disebut cakap dan luar biasa bila dia tidak sekedar memiliki visi dan melaksanakan visinya. Melainkan, ini yang terutama, dia bisa mengimpartasikan visinya itu kepada orang lain. (dari: http://www.tokohindonesia.com/majalah/12/kapur-sirih.shtml)

ada beberapa sikap pemimpin sejati yang diharapkan oleh rakyat antara lain adalah:
1) Berfikir dan Bertindak ilmiah. 2) Memiliki sikap empati dan sensitivitas terhadap rakyatnya.3) Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya.4) Berani menuangkan gagasannya pada ruang publik.5) Memiliki kredibilitas moral yang teruji. (dari : http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=37)

Ketika diangkat sebagai khalifah,Abu Bakar ra menyampaikan pidato. Ada 7 poin yang dapat diambil dari inti pidato khalifah Abu Bakar ra : 1) Sifat rendah hati.2) Sifat terbuka untuk dikritik.3) Sifat jujur dan memegang amanah.4) Sifat berlaku adil.5) Komitmen dalam perjuangan.6) Bersikap demokratis.7) Berbakti dan mengabdi kepada Allah (dari : http://pribadi.or.id/diary/2003/07/18/profil-pemimpin-islam/)

Di masa-masa yang sulit, dunia memberi tempat yang istimewa bagi pemimpin-pemimpin kharismatik. Mereka bahkan mampu menjadi pemimpin besar, yang bukan sekedar memberi arah, melainkan mengambil rasa sakit kita, memberi perlindungan, dan bahkan merekatkan butir-butiran pasir yang lepas-lepas. Problem dengan charismatic leadership ternyata tidak melulu datang dari sang pemimpin, melainkan juga dari para pengikut. Orang-orang yang ketakutan, menanggung beban berat, cemas dan hidup dalam masa sulit memberikan otoritas kharismatik kepada siapa pun yang dianggap bisa dan mau memanggul beban itu. Ketika yang bersangkutan memberikan janji kesanggupan, maka label itu pun disematkan di dadanya.

“Kita punya banyak pemimpin berbakat, maka ijinkan Saya pulang. Selanjutnya kalianlah yang menentukan arahnya.” (Martin Luther King menjelang kematiannya)
(dari : http://jkt.detik.com/kolom/rhenald/kolom/200505/20050506-111515.shtml)

demikianlah hasil googling saya, tentunya tulisan ini telah mengalami pengeditan seperlunya. semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan bagi siapapun yang ingin mencari pengetahuan
-----------------------------
dipublikasikan pertamakali sebagai bahan publikasi saya selama masa kampanye pemilihan ketua Sema Unikom periode 2006/2007

Sunday 8 October 2006

Ketika Kelebihan Menjadi Kekurangan dan Kekurangan Menjadi Kelebihan

Kita kemungkinan besar akan membayangkan potensi-potensi terbaik kita jika ditanya tentang kelebihan. Kita juga mungkin akan membayangkan potensi-potensi jelek kita ketika ditanay tentang kekurangan diri. Namun, percayakah anda, bahwa hal yang kita anggap sebagai kelebihan bisa menjadi suatu kekurangan, dan begitu pun sebaliknya, kekurangan dapat menjadi kelebihan.

Seandainya saja anda dijuluki orang yang baik hati, banggakah anda dengan predikat itu? Jika selalu bangga, hati-hatilah, sebab yang anda anggap kelebihan itu bisa jadi merupakan kekurangan terbesar anda. Bagi yang merasa kesal dengan predikat “pelupa” jangan langsung mengutuk potensi anda itu, sebab siapa tahu potensi untuk lebih sering lupa adalah kelebihan utama anda.

Bingungkah anda dengan pernyataan di atas? Jika bingung... bagus berarti anda telah berhasil saya pengaruhi :) Ada kalanya kelebihan menjadi kekurangan dan kekurangan menjadi kelebihan. Seandainya saja anda seorang yang memiliki potensi “baik hati”, hal itu akan menjadi kekurangan ketika anda membantu orang lain untuk berbuat kejahatan. Orang yang baik hatinya sulit untuk tidak menolong orang lain yang kesusahan, meskipun kesusahannya itu adalah dalam hal kejahatan. Misalnya saja ketika ujian, teman sebelah anda merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diujikan, dan anda... tentu saja dengan baik hatinya memberikan jawabannya (jika anda memang sudah tahu jawabannya)

Bagaimana dengan kekurangan menjadi kelebihan? Kita ambil contoh seorang yang pelupa. Beruntunglah orang yang mudah lupa alias pelupa, sebab mungkin itu adalah anugerah dari 4JJ1. Orang pelupa akan lebih mudah memaafkan orang lain dibandingkan orang yang ingatannya kuat, kenapa? Sebab dia mudah melupakan sesuatu, dan kesalahan orang lain pun adalah sesuatu.

Inti dari tulisan ini adalah kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita semaksimal mungkin agar tidak menjadi sebuah kekurangan, dan kita pun harus bisa mengatur kekurangan kita agar dapat menjadi kelebihan. Lalu bagaimana dengan kelebihan atau kekurangan saya? Jika anda mau tahu, kadang ketika saya iseng akan menjawab “Kelebihan saya adalah tidak punya kekurangan, dan kekurangan saya adalah tidak punya kelebihan”. Sebagai penutup saya hanya akan mengutip sebuah kalimat “Kenalilah dirimu maka kau akan mengenal Tuhan mu”

Sunday 1 October 2006

Romadlon kali ini

Romadlon, banyak orang yang mengagungkan bulan ini. selain karena memang telah diagungkan oleh Yang Maha Agung, dia juga merupakan bulan khusus dalam ajaran Islam. Banyak karunia 4JJ1 yang diturunkan selama bulan Romadlon. Banyak keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh 4JJ1 selama bulan romadlon. Kita pun bisa menganggap Romadlon sebagai bulan diskon.

Sering terdengar ceramah tentang penggolongan 10 hari bulan Romadlon. Ada pula yang memberitakan bahwa, lailatul qodr hanya ada di bulan Romadlon. Selain itu ada yang memberitahukan bahwa jika kita berhasil dalam Romadlon seluruh dosa kita akan diampuni, jadi, ketika bulan Syawal tiba, sekan-akan kita menjadi seorang bayi yang bersih dari dosa.

Entah sudah berapa banyak pencermah atau ustadz atau guru ngaji yang menyampaikan hal tersebut, namun tampaknya muslim di Indonesia masih kurang gregetnya terhadap keitimewaan Romadlon. Kalau pun ada yang greget, umumnya hanya di 10 hari pertama Romadlon, selanjutnya menghilang tanpa jejak karena disibukkan dengan aktivitas mudik dan memersiapkan "lebaran". Muslim yang tetap greget selama bulan Romadlon secara full mungkin hanya beberapa orang saja dalam satu RW (Rukun Warga).

Terkait namun tidak berhubungan dengan masalah greget di bulan Romadlon, tampaknya hal ini pun terjadi pula dengan kurang gregetnya sebagian muslim terhadap kondisi muslim lainnya di dunia. Lebih mengerucut lagi adalah dampak kekurangkerjaan Israel dan Amerika. Dalam tulisan ini tidak akan dipaparkan fakta-fakta seputar kekurangkerjaan kedua saudara sehati itu, sebab banyak tulisan di web, blog atau pun media-media sejenis, milik saudara sehati saya yang dengan senang hati --dan hati-hati tentunya-- memaparkannya, misalnya saja lihat di sini.

Tulisan ini hanya ingin mengusik ketenangan hidup anda. Oleh karena itu saya tidak ingin membuat anda puas dengan informasi yang saya sampaikan, karena merasa puas terhadap sebuah pengetahuan berarti telah merasa pintar.

Sunday 24 September 2006

Puasa : Kultural dan Spiritual

Salah satu ajaran yang memperlihatkan adanya kesamaan nilai dalam keragaman budaya adalah puasa. Ia merupakan ajaran agama yang diwariskan dari agama-agama sebelumnya. Sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam, bahwa sebelum kedatangan Nabi Muhammad, umat Nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya.

Alquran pun telah banyak menceritakan puasa-puasa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu, misalnya nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Surat Maryam menyampaikan bahwa Nabi Zakaria dan Maryam sering mengamalkan puasa.

Ada juga istilah Puasa Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka pada tiap tahunnya yang yang dicontohkan oleh Nabi Daud. Nabi Muhammad SAW Sendiri sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain. Malah masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.

Istilah puasa memang tidak dikenal dalam Budha, namun, kosep puasa mirip dengan konsep pencapaian kebahagiaan sejati dalam agama budha. Dalam agama budha, untuk menggapai kebahagiaan, harus menghancurkan penderitaan. Penderitaan kadang terjadi akibat adanya keinginan yang tidak tercapai. Di sinilah diperlukan pengendalian diri untuk menolak sesuatu secara berlebihan, dan konsep pengendalian diri inilah yang mirip puasa. Dalam pengendalian diri tersebut, ada beberapa prinsip hidup yang harus dilalui untuk menang. Yakni, konsep menjauhkan diri dari kemewahan, seperti, tidak boleh menonton acara hiburan, tidak boleh tidur di tempat mewah, tidak boleh berhias, dan tidak boleh menerima pemberian berupa emas dan sebagainya. Proses untuk menjadi Bikhu (pemimpin tertinggi dalam ajaran Budha), ada 127 aturan yang harus ditaati. Termasuk, tidak boleh menyentuh wanita. Itu makanya, Bikhu tidak kawin, pasalnya, mereka menganggap, hubungan seksual sangat besar potensinya untuk mengotori pikiran.

Konsep puasa memiliki inti yang sama dengan konsep nyepi dalam agama Hindu. Konsep Nyepi, yaitu mengendalikan diri dari kehidupan duniawi. Dalam Nyepi, para penganut Hindu juga tidak makan, minum, serta melakukan aktivitas duniawi. Gede juga menambahkan, dalam konsep Hindu, ada beberapa fase dalam hidup manusia. Yakni, menuntut ilmu, melakukan aktivitas reproduksi, serta persiapan menjadi Pujangga atau Bikhu.
Prinsip pengendalian diri dalam agama Kristen katolik juga sama dengan puasa. Hampir sama dengan ajaran Budha, seorang Romo atau Pastor, juga dilarang untuk menikah. Keputusan tersebut berdasarkan perjanjian lama, di mana ada beberapa nabi yang tidak pernah menikah. "Mereka yang sudah mengambil keputusan untuk mengabdi pada kerajaan Allah, diwajibkan untuk tidak menikah seumur hidup," ujar Petrus.
Puasa dalam konsep Islam intinya mengendalikan diri dari aktivitas makan-minum dan seksual. Pengendalian ini terutama terhadap bagian atas perut (hati), perut dan bawah perut (alat kelamin), sebab ketiganya sangat potensial merusak. Untuk itu, kita menyucikan diri dengan puasa. Arahnya, bagaimana menjadi kaum Muttaqin dengan menahan potensi jelek yang bisa muncul dari manusia

Orang Yunani mengenal puasa dari orang Mesir purba. Mereka berpuasa sebelum mereka pergi berperang. Orang Roma yang mengikuti jejak langkah orang Yunani juga berpuasa, terutama apabila diserang oleh musuh dengan tujuan untuk memperoleh kemenangan. Mereka percaya amalan puasa akan menguatkan mereka dan mengajarkan mereka tentang kesabaran dan ketahanan, dua hal diperlukan untuk kejayaan dalam perjuangan melawan nafsu batin maupun musuh yang lahir.

Puasa bagi mereka yang menempuh kesengsaraan juga dilakukan oleh orang Cina purba. Kepercayaan Hellensitik purba, yakin bahwa Tuhan-tuhan mereka menyampaikan wahyu dalam mimpi setelah berpuasa dengan penuh ikhlas. Golongan Shaman (orang alim yang dikatakan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan berhubung secara fisik), di kalangan orang Evenk atau dulu dipanggil Tungus dari Siberia, lazimnya menerima pandangan masa depan bukan dengan sesuatu ikhtiar tetapi setelah jatuh sakit yang tidak dapat diterangkan. Namun, selepas pandangan awal itu mereka berpuasa dan melatih diri untuk melihat pandangan yang selanjutnya dan untuk mengawal roh.
Di negeri Cina, mereka lazimnya berpuasa pada masa yang ditentukan sebelum melakukan suatu pengorbanan pada malam solstis musim sejuk, yaitu ketika kekuatan Yang (energi positif) dipercayai memulai kitaran barunya. Namun, amalan ini telah diberhentikan pada tahun 1949.
Dalam Kepercayaan Jain, berpuasa menurut cara-cara tertentu serta melakukan meditasi tertentu akan membawa kepada keadaan tak sadar, yang menjadikan individu dapat memisahkan diri dari dunia dan sampai ke tahap transenden. Judaisme juga sependapat, yaitu amalan puasa dapat menyebabkan keadaan tak sadar dan wahyu pun dapat diterima.

Adat Mesir dan Babylon purba menganggap amalan puasa sebagai satu cara untuk menebus dosa beserta tindakan lain yang menunjukkan kesedihan atas kesalahan tindakan. Ini kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa lain yang menyifatkan puasa sebagai satu cara untuk menebus kesalahan dan dosa, lantas menghindarkan mereka dari kemurkaan tuhan.

Walaupun puasa secara formal tidak dititikberatkan dalam Perjanjian Baru (New Testament) daripada kitab Bible (bukan Injil). Ia akhirnya menjadi amalan suci penghuni padang pasir dan biarawan lelaki dan perempuan yang melihatnya sebagai suatu langkah penting untuk membebaskan jiwa dari keinginan dan ikatan duniawi. Namun, secara berangsur-angsur lahirlah amalan puasa yang bermusim dalam tradisi agama Kristian, seperti waktu Lent, yaitu 40 hari sebelum Easter untuk insaf. Hari-hari Rogation semasa musim bunga untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik. Hari-hari Ember, yaitu masa untuk sembahyang dan puasa dalam setiap musim setahun. Terdapat juga puasa mingguan pada hari Rabu dan Jum’at, dan puasa sebelum merayakan upacara penting dalam kehidupan seseorang seperti pembaptisan, upacara pentahbisan (untuk menjadi paderi), kemasukan dalam golongan kesatria (knighthood), dan sambutan Eucharist. Karena perkembangan yang pesat dalam pergerakan suci pada abad pertama dan kedua, amalan puasa menjadi suatu cara penting untuk menanggalkan badan dari ikatan amalan kebendaan dan kesenangan, lalu menjadikan individu mencapai derajat tinggi yang baik dan mendekatkan dengan roh suci. Namun, para biarawan diberi peringatan supaya menjauhkan berpuasa dengan melampau yang dapat menyakiti badan dan roh.

Selain mengamalkan puasa 40 hari dalam waktu Lent, mazhab Katholik Roma dan Ortodoks Timur berpuasa semasa Advent, yaitu suatu jangka masa untuk bertaubat sebelum Natal. Di kalangan Katholik Roma amalan itu telah diubah sejak Kaunsel Vatican yang kedua (1962-65) untuk mengizinkan individu membuat pilihan yang lebih luas, dengan berpuasa wajib hanya pada hari Ash Wednesday dan Good Friday semasa Lent. Gereja Ortodoks Yunani pula telah menghapuskan puasa yang tegar sementara gereja-gereja Protestan umumnya memberi pilihan kepada ahli masing-masing untuk membuat keputusan sendiri mengenai amalan puasa.

Sami Buddha dari mazhab Theravada berpuasa pada hari-hari suci (uposatha) pada setiap bulan. Sementara dalam agama orang Cina klasik, puasa diamalkan sebelum masa mereka berkorban. Walaupun Buddha mengajar kesederhanaan dalam puasa, ramai sami Buddha lelaki dan perempuan berpegang teguh kepada adat makan hanya sekali sehari, dan mereka dikehendaki berpuasa pada hari bulan baru atau bulan penuh. Di kalangan penganut Buddha hari ini adalah lazim bagi mereka berpuasa dan membuat pengakuan atas dosa yang dilakukan sebanyak empat kali sebulan. Mereka percaya puasa adalah satu daripada 13 amalan yang membawa kepada kehidupan yang gembira di samping menjadi alat untuk menyucikan diri.

Dalam kepercayaan orang Yahudi, puasa adalah suatu jangka masa apabila seseorang menahan diri daripada makan dan tidur. Lazimnya ia bersangkutan dengan perbuatan menahan diri yang lain. Contoh dalam Bible termasuk Daniel yang tidak berurap (Daniel 10:3), dan keengganan (Nabi) Daud untuk menukar pakaian dan mandi semasa dia berpuasa (II Samuel 12:16-20).

Para rabai menyatakan bahwa puasa adalah jawaban kepada keperluan rohaniah dan membayangkan, dalam arti kata yang seluasnya, ia adalah suatu bentuk “penyiksaan kepada roh.” Maka puasa tertinggi pada Hari Penebusan (Yom Kippur) mengandung segala bentuk larangan di samping menjadi hari untuk sembahyang, insaf dan menahan diri.

Di samping peranannya dalam agama, puasa digunakan manusia untuk melahirkan suatu pandangan terutamanya dalam protes atau perpaduan. Mahatma Gandhi telah menggunakan pendekatan ini dengan berpuasa dalam penjara untuk menebus kekerasan yang dilakukan oleh pengikutnya yang tidak mengamalkan ajaran ahimsa (tanpa kekerasan) menentang Inggris di India. Dia kemudian selalu berpuasa untuk tujuan sosial dan politik yang lain.

Dick Gregory, seorang pelawak kulit hitam di Amerika tahun 60an, berpuasa yang bukan sahaja memprotes terhadap kehadiran askar Amerika di Asia Tenggara tetapi juga terhadap pencabulan hak asasi kaum kulit hitam di Amerika.

Pada tahun 1981, 10 orang nasionalis mati di penjara Belfast semasa aksi mogok makan yang dilancarkan, termasuk Bobby Sands, ketua mereka, yang meninggal dunia setelah 66 hari “berpuasa”. Mereka mendesak supaya mereka diterima sebagai tahanan politik bukan sebagai pemberontak.

Banyak tokoh sejarah dan sains juga berpuasa. Socrates dan Plato berpuasa selama 10 hari untuk kesehatan mental dan fisik. Pythagoras berpuasa selama 40 hari sebelum menduduki peperiksaan di Universiti Alexandria. Aristoteles, Galen, Paracelsus, dan Hippocrates turut berpuasa. Lama sebelum itu, Siddhartha Gautama atau Buddha telah mengamalkannya juga.

Menurut kitab Bible, Yesus (Nabi Isa) berpuasa selama 40 hari: “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus” (Matius 4:2). Orang Kristian juga percaya bahawa Nabi Musa telah berpuasa semasa berada di Gunung Sinai selama 40 hari untuk menerima “loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka” (Keluaran 24:12). Itulah peristiwa penurunan kitab Taurat.

Puasa telah menjadi bagian dari budaya masyarakat sebelum Tuhan menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad. Pengakuan ini paling tidak menunjukkan dua hal. Pertama, legitimasi teologis (tekstual). Yaitu bahwa puasa merupakan ajaran Tuhan yang diturunkan untuk peningkatan kualitas diri. Kedua, legitimasi budaya (kontekstual), yaitu bahwa puasa merupakan nilai luhur yang sudah membudaya dalam masyarakat sebelum Islam yang perlu terus dilestarikan. Adanya legitimasi teologis dan budaya akan menyebabkan puasa berdampak pada wilayah sosial sekaligus spiritual. Dua sisi yang sering dipahami secara dikotomis dan tersegmentasi oleh sebagian umat Islam.

Puasa sebagai tradisi agama-agama yang memiliki makna universal harus dijadikan energi positif bagi menguatnya pemahaman multikultural yang disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan (rabbaniyah) dan kemanusiaan (insaniyah). Transformasi spiritual dan semangat multikultural yang dicapai lewat puasa idealnya bisa dinikmati dan dirasakan oleh seluruh umat manusia tanpa terjebak oleh sekat-sekat budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun teologis, apalagi politis.

Dalam konteks pelaksanaan ibadah puasa ini, maka refleksi-esoteris dan kesadaran-eksoteris harus tumbuh sebagai manifestasi dari proses internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Inilah sebuah proses yang oleh filosof Kierkegaard (1813-1855) disebut sebagai proses dari aesthetic stage menuju religious stage. Maksudnya, puasa bukan sekadar firman (perintah) yang bersifat personal, tetapi juga amal (aktualisasi) yang bersifat sosial.(hasil copy-paste dari banyak sumber)

dipublikasikan pertamakali di BURAM edisi V/Oktober 2006

Sunday 17 September 2006

cobalah berkata "TIDAK"

bukan ingin berpikir negatif. bukan pula ingin menjadi seorang pesimis. namun tulisan ini hanya ingin mengajak untuk dapat menilai kemampuan diri sendiri, melihat sejauh mana tenaga yang dimiliki, sejauh apa potensi yang ada, hingga nantinya dapat menjadikan pribadi yang berkualitas, mawas diri, tidak mengecewakan orang lain.

terkadang kita sulit sekali mengatakan "tidak" untuk sesuatu, apalagi jika itu meyangkut hal yang kita sukai, misalnya hobi ataupun aktivitas harian kita. mengatakan "tidak" justru lebih sulit daripada mengatakan "iya". Sebenarnya kesanggupan mengatakan "tidak" adalah salah satu kemampuan manajemen diri yang cukup penting, sama pentingnya dengan kemampuan untuk mengenal diri sendiri.

Dale Carnegie, pernah menulis, "untuk dapat mengatakan 'tidak' kita harus punya 'iya'". maksudnya untuk dapat menolak tawaran yang diberikan kepada kita, kita harus punya hal yang lebih utama untuk kita kerjakan.

kebanyakan aktivis dakwah yang sangat bersemangat (umumnya adalah orang-orang yang baru terjun ke dalam rimba dakwah) sangat mudah menerima tawaran untuk beramal di ladang dakwah. memang sangat baik menerima tawaran untuk beramal, sayangnya terkadnag hal itu bisa menjadi bumerang yang dapat menjatuhkan image. banyak orang-orang yang awalnya sangat bersemangat berdakwah menjadi tidak ada semangat sama sekali dalam berdakwah, salah satu penyebabnya adalah terlalu tersitanya waktu hanya untuk berdakwah. padahal rosululloh menyediakan waktu untuk berdakwah hanya 1/3 dari seluruh harinya.

ketidakmampuan untuk mengatakan "tidak", terlebih jika dibarengi dengan ketidakmampuan dalam mengatur waktu dapat menjerumuskan seorang aktivis ke dalam ketidakamanahan, fitnah dan hal-hal lai yang dapat meruntuhkan image aktivis tersebut.

kita memang dituntut untuk selalu berlomba dalam kebaikan, namun ladang dakwah bukan hanya milik kita. cobalah kenali diri sendiri sebelum menerima sebuah tawaran dakwah. jika kita telah memiliki "iya" yang tidak dapat di iringi oleh "iya" yang lain maka katakanlah "tidak"

sebagai penutup, ada sedikit kutipan dari Al-Quran

[47:7] Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Sunday 10 September 2006

sedikit tentang cinta (oleh2 KKL)

mungkin semua orang telah bosan mendengar pendefinisian cinta. mungkin banyak orang yang lebih mementingkan untuk merasakan cinta dari pada membicarakan cinta. namun... tetap, saya ingin membicarakan cinta dari sudut pandang saya sendiri.

memang sulit mendefinisikan kata "cinta" dengan seutuhnya, sebab cinta itu berasal dari hati. namun, cinta tidak seutuhnya milik perasaan, sebab cinta pun dipengaruhi oleh logika. dalam hidup ini ada beberapa jenis cinta, ada beberapa bentuk cinta dan ada beberapa karakteristik cinta. di tulisan ini tidak akan ada pembahasan tentang semua itu. di sini hanya akan ditulis tentang beberapa kesalah yangumumnya terjadi dalam pemaknaan dan perwujudan cinta

sebelum melanjutkan membaca tulisan ini, sebaiknya kosongkan pikiran dahulu, seab jika tidak maka informasi yang ada tidak dapat diterima seutuhnya.

1. cinta itu logis
ada yang bilang cinta itu hanya milik perasaan. tidak ada logika dalam mencintai. namun, benarkah begitu? bukankah kita sendiri tidak tahu apa itu perasaan sebenarnya. apakah yang merasa itu adalah hati? tapi, hati yang mana? jika ada yang mencintai sesuatu hingga meninggalkan logikanya, maka itu bukanlah bentuk dari cinta, tapi itu adalah nafsu syahwat (atau lebih sering disebut nafsu)

2. cinta itu bukan hanya kepada seseorang
banyak yang bilang..."aku hanya mencitai mu" kalau begitu berarti dia tidak cinta kepada semua orang, kecuali orang yang dia cintai. padahal, kita harus mencintai semua orang di dunia ini. sebab jika kita tidak mencintai semua orang, berarti kita adalah orang-orang individualis yang anti sosial. sebab lawan dari cinta bukanlah benci, tetapi tidak peduli. dan itulah mengapa ada istilah "cinta itu buta"

3. bentuk cinta adalah melihat orang lain bahagia
benarkah cemburu adalah salah satu indikator cinta. kalu memang benar, cemburu yang seperti apa? sebagai manusia memang wajar jika merasa kesal ketika orang yang sangat dekat dengan kita merasa nyaman bila berdekatan dengan orang lain. tapi rasa kesal itu jangan sampai terus dikembangkan, ubahlah menjadi energi postif untuk dapat menjadi lebih baik dari yang sekarang. mencintai sesuatu bukan berarti harus memiliki sesuatu, tetapi menjadikan sesuatu yang kita cintai itu lebih bermafaat dan lebih berbahagia di tangan yang tepat

Sunday 3 September 2006

kita tidak harus selalu meneladani rosululloh

Banyak yang bilang bahwa, "kita harus selalu meneladani Rosululloh". Banyak pula yang secara berani menyatakan, "Teladanku hanya Rosululloh", namun tidak banyak orang yang menyatakan, "Tidak semua perbuatan Rosululloh layak ditiru". Jadi, apakah kita tidak harus selalu meneladani rosululoh?

Dalam Al-Quran, Rosululloh pernah ditegur karena bersembunyi di balik selimut. Apakah kita boleh meneladani perbuatan beliau itu? Dalam Al-Quran pun Rosululloh pernah ditegur karena menyepelekan seorang buta dan "miskin". Apakah kita juga boleh meneladani sikap itu?

Memang Rosululloh itu adalah orang yang ma'sum, terbebas dari segala dosa. Namun, Rosululloh juga manusia yang kadang dapat berbuat salah. Dan karena beliau dapat berbuat salah lah kita dapat tahu bahwa beliau memang manusia. Mengutip salah satu kalimat dalam buku "AMPUH : Menjadi Cerdas Tanpa Batas" karya Baban Sarbana dan (saya lupa nama temennya :D ) "Tiada gading yang tak retak, justru dengan keretakannya itu kita bisa tahu bahwa itu adalah gading asli".

Tulisan ini bukan ingin merendahkan Rosululloh yang telah dimuliakan oleh 4JJ1, namun tujuan tulisan ini hanya untuk mengingatkan orang-orang yang menganggap Rosululloh itu bukan manusia biasa. Selain itu pun saya hanya ingin mengajak orang lain berpikir, memang Rosululloh adalah sebaik-baiknya teladan, namun itu berlaku ketika Rosululloh berposisi sebagai pembentuk moral, akidah dan akhlak, tidak lebih. Dalam masalah ibadah ghairu mahdloh (ibadah yang tidak langsung untuk berinteraksi dengan 4JJ1) kita boleh saja membuat bid'ah (bid'ah di sini dari segi bahasa ya!) sebab Rosululloh sendiri berkata -setelah berusaha untuk bercocok tanam, namun gagal- "Kau lebih tahu urusan dunia mu" (maaf tolong koreksi redaksinya). Seandainya saja, cara Rosululloh bercocok tanam itu tetap diterapkan -karena Rosululloh adalah teladan- mungkin panen akan terus menerus gagal.

Inti tulisan ini adalah, kita tidak harus selalu meneladani perbuatan Rosululloh.

Sunday 27 August 2006

oleh2 KKL

saya menemukan beberapa momen yang menarik selama proses KKL (kuliah kerja lapangan), dan beberapa momen itu mungkin akan saya jadikan beberapa buah tulisan (itu juga kalo masih niat nulis)

saya hanya ingin berbagi cerita (sedih dan senang) selama KKL

  1. setelah 3 tahun tidak dapet kabar dari anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) di SMA N 7 Tangerang, akhirnya ada yg nge sms, kalo saya harus dateng ke acarapra LDP (latihan dasar penelitian) pada tanggal 19 agustus, lumayan seneng juga, soalnya kangen ama organisasi ini :)
  2. ternyata pembimbing praktek KKL saya adalah teman seorganisasi di KIR, meskipun dia 2 tahun di atas saya, namun kami kan udah saling kenal, meskipun tidak dekat. inilah salah satu nikmatnya berorganisasi :D
  3. setelah acara pra LDP, saya baru tahu, kalo 2 organisasi kebanggaan saya, yaitu ROHIS dan Pramuka, kini telah kehilangan giginya :(
  4. ketika mau konfirmasi kalo saya udah selesai mengumpulkan data, saya bertemu dengan salah seorang teman seangkatan saya. meskipun tampaknya dia sudah tidak terlalu mengenali saya :|
udah ah segitu aja.
kalo saya masih biat untuk nulis akan saya lanjut :D

Sunday 20 August 2006

konspirasi global

pernahkah kita berpikir, kenapa saat ini banyak kelompok-kelompok yang mengaku berdasarkan islam saling hujat?
pernahkah kita membayangkan apa yang melatarbelakangi senua perpecahan yang terjadi di dunia ini?
siapa sebenarnya yang menunggangi kejadian-kejadian yang terjadi dikalangan kelompok-kelompok yang mengaku beragama?

banyak teori-teori yang muncul dikalangan akademisi dan pemikir di dunia ini, namun salah satu teori yang paling menarik dan selalu hangat adalah teori konspirasi.

dalam teori tersebut, setiap kejadian selalu terkait dengan kejadian yang lain. dari yang terkait erat sampai yang tidak ada kaitannya sama sekali bisa saja saling terhubung.

mengutip salah satu kalimat di novel Little Prince "kita tak pernah tahu". memang, kita tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi. kita tak pernah benar-benar tahu apa yang melatarbelakangi sebuah kejadian, sebab bisa jadi dibalik kejadian yang melatarbelakangi sebuah kejadian, tersembunyi sebuah kejadian yang diinginkan untuk terjadi. bisa jadi munculnya tulisan ini pun adalah salah satu kejadian yang dinginkan terjadi oleh orang atau suatu kelompok yang ditunggangi oleh seseorang atau kelompok lain yang ditunggangi pula oleh seseorang atau kelompok lain.

terkait dengan teori konspirasi, saat ini tampaknya ada sebuah konspirasi global yang diatur oleh suatu kelompok besar yang kuat. kelompok ini menginginkan terjadinya penerimaan secara paksa ide-ide materialis. selain itu kelompok ini pun sangat menginginkan terjadinya kekacauan global dikalangan agamawan. masih ingatkah dengan salah seorang antropolog yang telah berhasil mengacaukan kestabilan kultural di masyarakat Aceh? jangan-jangan terjadinya perang di irak dan di afganistan atau di tempat lain, pertikaian antara syi'ah dan sunni, perbedaan pandangan tentang musik dan gaya-cara hidup, sikap tegas salafi, keyakinan terhadap akan berdirinya sistem khilafah dan lainnya pun adalah sebuah rencana besar sebuah kelompok yang ingin mengatur kehidupan manusia.

dalam iklan-iklan di televisi, banyak tersebar ide-ide dekulturisasi yang diselipkan dalam klip-klip suatu produk. misalnya saja minum sambil berdiri atau berjalan, efek suatu produk yang terlalu berlebihan, dan lain sebagainya. belum lagi ide-ide yang diselipkan di setiap akting film. sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?

tulisan ini hanya ingin mengajak untuk melihat sesuatu lebih dalam dan lebih jauh, serta melihat sesuatu dari suatu sudut pandang yang berbeda dari biasanya. sadarlah! sebab saat ni secara tidak langsung kita sedang dijadikan pion catur yang dimanfaatkan untuk pencapaian kepentingan suatu kelompok yang sangat kuat. keadaan ini tidak hanya mengikat para akademisi, intelektual atau para politikus dan tentara, tetapi juga seorang pemulung yang hanya berpikir untuk tetap bisa makan esok hari.

Sunday 13 August 2006

Berkencan Dengan Bencana

Apa yang akan kita lakukan ketika mendengar ada orang lain di tempat yang jauh dari kita, mengalami bencana? Apakah kita akan langsung menuju ke tempat kejadian perkara? Apakah kita langsung menyebarkan informasi tersebut dan mengajak orang lain untuk memberikan bantuan? Apakah kita akan tetap duduk menyaksikan perkembangan beritanya dan terus berdoa? Apakah kita akan memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan kita? Hal yang paling mendasar sebenarnya adalah apakah kita sadar apa bencana terbesar dan terburuk bagi manusia?

Bencana-bencana yang terjadi telah merenggut nyawa begitu banyak makhluk hidup, tidak hanya manusia. Manusia, sebagai makhluk sosial dan memiliki perasaan, sudah sepantasnya berempati kepada makhluk lainnya yang terkena bencana. Manusia sudah ditakdirkan untuk dapat merasakan perasaan makhluk lain di sekitarnya, namun pernahkah kita berempati kepada diri kita sendiri? Pernahkah kita berempati kepada alam? Sudah berapa kali kita menyimpan sampah pada tempatnya? Sudah berapa kali kita mengurangi polusi air, tanah, udara dan suara? Seberapa seringkah kita berusaha mencegah bencana? Sudah berapa kali kita memelihara diri kita sendiri?

Manusia sering bertindak reaktif terhadap informasi yang didapatkan karena memang itu sudah fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Kecepatan reaksi kita terhadap peristiwa yang terjadi terhadap manusia lainnya menunjukkan tingkat solidaritas kita, namun tidak menunjukkan tingkat kepedulian kita terhadap alam sekitar. Kita mungkin sering memberikan bantuan kepada para korban bencana alam, tapi seringkah kita melakukan perawatan terhadap alam sekitar? Sudah sesering apakah kita menanam pohon? Sudah pedulikah kita dalam proses daur ulang sampah? Sudah sejauh apa usaha kita dalam mengirit energi? Sudah seperti apakah usaha proaktif kita dalam bercengkrama dengan alam?

Bencana-bencana yang terjadi akibat proses alamiah sudah dapat diramalkan kejadiannya oleh para pakar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka sudah mampu menciptakan alat-alat yang dapat memperkirakan terjadinya peristiwa alam. Mereka juga sudah mampu menciptakan metode untuk meminimalisasi korban dari peristiwa alamiah itu, namun kemampuan mereka belum mampu dan tak akan mampu menghentikan kematian makhluk hidup, sebab kematian adalah kepastian. Makhluk hidup dapat dikatakan hidup jika dia mengalami kematian. Mati di sini berarti tidak akan mengalami hidup lagi di dunia ini.

Manusia yang beragama ataupun tidak, yakin bahwa dirinya pasti akan mati, tetapi ada perbedaan dalam menyikapi kematian. Manusia yang beragama akan berbuat sebaik-baiknya di dunia sebab mereka yakin bahwa ada kehidupan lain setelah kematian. Mereka juga berbuat baik dalam hidupnya untuk berterima kasih kepada penciptanya atas pemberian kehidupan kepada mereka. Orang-orang yang tidak beragama akan berbuat sesuka mereka, ada yang berbuat baik karena rasa simpati kepada makhluk lainnya, ada juga yang berbuat kerusakan menuruti hawa nafsunya. Mereka berbuat seperti itu karena mereka yakin bahwa setelah mati mereka tidak akan hidup lagi, jadi mereka akan menikmati hidup mereka sesuai dengan keinginan mereka. Bagaimana dengan kita?

Kembali ke masalah bencana. Bencana dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran. semua wilayah yang ada di bumi pasti akan mengalami gempa bumi, baik itu gempa vulkanik yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi maupun gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Tsunami, Lanina dan El Nino pasti akan dialami oleh seluruh wilayah bumi yang dekat dengan lautan, sebab ketiganya merupakan peristiwa alamiah yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kebakaran, banjir, tanah longsor dan bencana-bencana alam lainnya merupakan akibat dari ulah manusia. Semua bencana tersebut harus dijadikan pelajaran bagi manusia. Bencana alamiah tidak dapat dicegah, namun dampaknya dapat diantisipasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bencana yang disebabkan oleh tangan manusia dapat ditanggulangi melalui bersahabat dengan alam.

Terjadinya bencana alam di Indonesia semoga memberikan kesadaran kepada kita semua akan pentingnya lingkungan kita. Pengambilan hikmah sampai sekarang hanya sebatas kesadaran yang semu, dimana kesadaran tersebut akan timbul setelah adanya bencana yang telah memakan banyak korban, namun kemudian kita melupakannya kembali. Penghijauan dilakukan setelah adanya peristiwa dan memperingati Hari Bumi, pembersihan pantai hanya dilakukan pada saat Hari Bumi, kebersihan kota hanya dilakukan menjelang penilaian ADIPURA. Hal itu masih memberikan kesan kegiatan yang simbolis tanpa memberikan suatu kesadaran kepada kita semua akan pentingnya lingkungan kita. Namun demikian kita masih patut bersukur. Kita masih melakukan kepedulian terhadap lingkungan dari pada tidak sama sekali, akan tetapi alangkah lebih bijaksana lagi jika melakukan pencegahan sebelum segala sesuatunya terjadi. Sebagai penutup, sebenarnya bencana yang terbesar bagi seorang manusia adalah kesendirian, karena ketika manusia benar-benar sendiri, baik secara fisik maupun perasaan, maka sebenarnya dia telah mati.

Sunday 6 August 2006

pelayanan satu meja

hari ini ngurusin ijin KKL di pemda kota Tangerang. pertama dateng ke kantor dinas trantib, udah di sono ngisi form disposisi dulu. terus disuruh ke Pusat Pemerintahan Kota tangerang, tepatnya ke bagian umum. karena tempatnya ga terlalu jauh maka ke sananya jalan kaki. ketika sampai di puspem, muncul rasa bingung, tempatnya gede banget!!! inisiatif nanya ke satpam, oleh satpam di kasih tau tempat tujuan (bag.umum) plus oleh-oleh tanda pengenal yang dituker dengan tanda masuk. setelah sampai di bagian umum... harus nunggu 1 minggu baru dapat kabar lagi..

di suatu daerah saya pernah dengar pelayanan satu atap. di bandung saya pernah dengar pelayanan satu pintu. tapi saya yakin kelak semuanya akan melakukan pelayanan 1 meja, dimana masyarakat cukup datang ke hadapan komputer yang terhubung dengan internet untukl mendapatkan pelayanan dari pemda. hal ini mulai dirintis, salahsatunya di surabaya, dimana perpanjangan STNK dapat dilakukan secara online dan memakan waktu 10 menit.

namun perwujudan angan2 saya dan orang-orang lain ini membutuhkandukungan dari semua pihak dari semua golongan. dari pengangguran sampai presiden. dari anak TK sampai rektor. dari bayi sampai kakek/nenek.

Sunday 30 July 2006

ideologikah?

komunisme, kapitalisme, demokratisme, liberalisme, sosialisme, privatisme, materialisme, hedonisme, imperialisme, anarkisme, islam, kristen, budha, hindu, konfusionisme, teologisme, humanisme, permisivisme ....apalagi.... apakah semua adalah sebuah ideologi??? lalu apa itu ideologi??? mengapa ada yg disebut ideologi turunan??

Sunday 23 July 2006

Menuju Kebudayaan Cyber

Pernahkah kita membayangkan keadaan ketika semua fasilitas yang ada di rumah kita dapat dikendalikan jarak jauh, misalnya mematikan atau menghidupkan lampu rumah kita dari jarak ribuan kilometer? Pernahkah melihat kulkas yang dapat berbelanja sendiri ke supermarket jika barang yang tersimpan sudah habis? Pernahkah memikirkan cara agar orang dapat belajar tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu? Pernahkah anda membayangkan keadaan, dimana semua aktivitas kehidupan kita terkait dengan fasilitas elektronik? Sudah siapkah kita menghadapi elektronisasi semua aktivitas kehidupan? Bagaimana kita menghadapi serbuan elektronisasi, subbudaya dari globalisasi yang kian tak tertahankan? Apa yang telah kita siapkan dalam pembentukan budaya cyber?

Kita dapat merasakan terjadinya percepatan proses aktivitas kehidupan dalam era globalisasi ini. Dunia pun seakan-akan melipat dirinya. Manusia tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak perlu lagi menunggu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan suatu daerah di wilayah yang jauh dari tempatnya berada. Manusia tidak perlu lagi membaca banyak buku untuk menemukan suatu informasi yang dia butuhkan. Hal tersebut terjadi sejak perkembangan teknologi yang kian pesat, terutama sejak dimunculkannya internet secara global, mendunia.

Apakah masyarakat Indonesia sudah siap menerima serangan elektronisasi yang dibawa oleh globalisasi melalui fasilitas internetnya? Jawabannya tergantung kepada para pelajar. Pelajar di sini berarti semua orang yang memiliki niat untuk belajar, tidak terpatok dalam batasan umur dan gelar ataupun jabatan, maka anak SD hingga orang-orang tua semuanya berperan dalam mempersiapkan Indonesia yang elektronis.

Perhatian terhadap perkembangan internet dan perannya dalam kehidupan manusia tak dapat lepas dari perkembangan Information Commnication Techlology (ICT) atau lebih dikenal di Indonesia dengan teknologi informasi dan komunikasi, sebab peran ICT terhadap berbagai bidang kehidupan sangatlah besar. Teknologi informasi dan komunikasi mampu mengubah cara orang berkomunikasi, cara orang bekerja, cara orang belajar atau dengan kata lain mengubah cara hidup. Penerapan ICT dalam kehidupan merupakan pintu gerbang dalam pembentukan kebudayaan baru, yaitu kebudayaan cyber. Kebudayaan Cyber adalah kebudayaan yang terbentuk karena semakin membudayanya pelaksanaan hampir segala jenis aktivitas manusia di dunia cyber. Hal ini disebabkan karena telah terjadinya elektronisasi di hampir segala jenis aktivitas kehidupan manusia. Hal ini berarti semua manusia harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan alat-alat elektronis yang berteknologi tinggi sebab jika tidak maka manusia itu akan terpinggirkan dan menjadi manusia yang tidak berguna.
Penerapan ICT memiliki tantangan tersendiri. Masalah muncul ketika aktivitas yang berbasis ICT berinteraksi dengan orang-orang yang masih gagap teknologi. Proses komunikasi berbasis teknologi informasi akan terlihat tersendat, macet bahkan tak berfungsi ketika berhadapan dengan manusia-manusia yang belum terlalu akrab dengan komputer, jaringan dan internet.

Tantangan penerapan ICT dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sarana dan prasarana, masyarakat dan individu. Tantangan yang ada dalam sarana prasarana antara lain adalah software yang digunakan untuk fasilitas pendukung ICT sebagian besar masih belum berbahasa Indonesia, kemungkinan terjadinya kebocoran informasi rahasia negara semakin besar, belum terlalu memasyarakatnya internet maupun alat-alat pendukung teknologi informasi terutama di daerah-daerah terpencil.

Tantangan penerapan ICT yang muncul dari sudut pandang kemasyarakatan adalah kurangnya SDM yang mampu untuk menjadi teknisi alat-alat yang mendukung penerapan ICT, kurangnya jumlah SDM yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk memanfaatkan informasi yang disediakan oleh teknologi informasi, masih tersendatnya komunikasi antarahli ICT untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari, masih hidup dan dipertahankannya budaya-budaya negatif, kebiasaan yang tidak baik dan mentalitas rendah dalam masyarakat Indonesia, misalnya korupsi, kolusi, kurangnya kedisiplinan terhadap peraturan, malas, pembajakan karya cipta (termasuk mencontek jawaban soal pada ujian), egois dan kapitalis yang mematikan fungsi sosial manusia karena selalu berorientasi kepada keuntungan material dan cenderung individualis yang sekuler, sosialis yang meniadakan sisi pribadi manusia dan menjadikan manusia hanya berfungsi sebagai makhluk komunal, kurang mengenal diri sendiri, kurang bertanggung jawab.

Pribadi yang berinteraksi dengan ICT pun memunculkan beberapa tantangan yang patut diperhitungkan, yaitu moral dan spiritualitas yang rendah pada sebagian besar rakyat Indonesia, masih adanya orang-orang yang phobia terhadap pertumbuhan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang diakibatkan oleh masih adanya mentalitas rendah, misalnya mempersulit yang mudah untuk keuntungannya sendiri.

Penerapan ICT di Indonesia terkait dengan e-lndonesia Initiative. E-lndonesia Initiative adalah suatu gerakan yang berkaitan dengan pembangunan teknologi dan komunikasi di Indonesia, baik usulan kebijakan, tesbed, pengendalian, pemantauan maupun kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya, baik di pemerintahan, korporasi, sekolah maupun lembaga swadaya masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya pembangunan teknologi informasi dan komunikasi yang selaras dengan pembangunan negara Republik Indonesia. Pembangunan e-commerce, e-education, e-government dll. perlu diteruskan dengan melihat pengalaman selama ini dan juga strategi pembangunan maupun penerapan yang lebih sesuai.

Konsep penerapan teknologi informasi dan komunikasi akan percuma jika tantangan yang ada dalam masyarakat dan pribadi bangsa Indonesia tidak kita tanggulangi. Hal itu pun akan makin parah jika peluang yang ada tidak kita manfaatkan. Penyambutan elektronisasi dalam segala bidang harus kita persiapkan dengan pembentukan budaya baru dalam diri bangsa Indonesia. Pembentukan budaya ini tidak berarti mengganti seluruh budaya yang ada, namun lebih cenderung kepada penggabungan budaya-budaya baik yang ada pada dua kebudayaan (kebudayaan internal dan kebudayaan eksternal) dengan tujuan terciptanya satu budaya unggul yang memanusiakan manusia dan menunjukkan manusia yang menjadi dirinya sendiri namun tetap sesuai fitrahnya.

Kebiasaan dan mentalitas yang harus ditanam, dipupuk dan dipelihara oleh masyarakat Indonesia untuk menuju kebudayaan cyber adalah kebiasan untuk disiplin. Bentuk disiplin itu antara lain berusaha untuk menepati janji, tepat waktu, taat pada peraturan yang berlaku atas dasar kesadaran pribadi bukan atas dasar rasa takut. Menjadi pribadi yang visioner (memiliki tujuan hidup yang jelas dan motivasi yang benar), berkarater (memiliki harga diri dan kehormatan jiwa dalam bentuk jujur, terpercaya, bertanggung jawab, setia dan loyal), selalu berusaha untuk tidak menjadi beban orang lain, juga merupakan mentalitas yang harus ada. Hal lain yang patut dilahirkan adalah memiliki prisip kerja keras, tuntas, kualitas, cerdas dan ikhlas. Kebiasaan mengeluh, bertindak sia-sia, malas, mengandalkan orang lain dan plagiasi (peniruan) murni adalah budaya yang harus dihilangkan dan dimatikan. Catatan penting dalam persiapan menuju kebudayaan cyber adalah perhatian terhadap sisi spiritualitas manusia, sebab sehebat apapun manusia tetap ada batasan yang tak dapat ditembus oleh kemampuannya. Harus ada keseimbangan perkembangan antara iptek dan moral. Spirituaitas disini bukan sebagai pelarian manusia, namun sebagai penopang perkembangan pemikiran manusia.

Sebagai penutup, melakukan perubahan kebudayaan merupakan hal yang sulit, namun bukan hal yang tidak mungkin. Selama kita berusaha untuk merubah, maka hal itu pasti dapat terlaksana. Maka bukan hal yang tidak mungkin jika kelak bangsa Indonesia dapat ikut berperan dalam pembentukan kebudayaan baru, yaitu Kebudayaan Cyber.

Sunday 16 July 2006

Mempertahankan Budaya, Perlukah?

Ketika menyikapi sebuah perubahan, ada tiga kelompok yang terbentuk. Kelompok itu adalah kelompok pendukung, kelompok penolak dan kelompok yang tidak bersikap. Ketiganya adalah kelompok yang akan terbentuk secara otomatis, maka tak akan ada kemungkinan untuk meniadakan kemunculan salah satu dari kelompok-kelompok tersebut, sebab hal tersebut sangat terkait dengan pola pikir seorang manusia.

Terkait dengan masalah perubahan kebudayaan, kehadiran ketiga kelompok tersebut pun tak dapat dihindari. Hal tersebut disebabkan karena ada kepentingan-kepentingan yang di belakangnya. Perubahan kebudayaan bisa jadi membawa kepentingan-kepentingan golongan tertentu. Kehadiran yang menolak perubahan kebudayaan pun bisa jadi memiliki kepentingannya sendiri yang menyebabkan mereka menolak perubahan kebudayaan. Begitu pula dengan kelompok yang tidak peduli dengan ada atau tidaknya perubahan pada kebudayaan. Semuanya memiliki kepentingannya sendiri. Jika kita melihat

Indonesia, sebagai sebuah negara dengan beragam kebudayaan dan beragam kepentingan di dalamnya, maka kita akan melihat komunitas-komunitas yang dengan gigih mempertahankan eksistensi kebudayaannya masing-masing. Entah itu kebudayaan dalam bentuk adat istiadat, maupun pola pewarisan kebudayaan. Ada satu hal yang menarik di sini jika kita mengaitkan keinginan untuk mempertahankan eksistensi sebuah kebudayaan dengan keinginan untuk merubah kebudayaan yang –katanya– ingin memanusiakan manusia. Ada banyak pihak yang menginginkan Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) agar segera disahkan mejadi Undang-Undang dengan tujuan menjadikan manusia agar lebih beradab. Di sisi lain kita akan menemukan orang-orang yang menentang RUU APP untuk dijadikan sebagai suatu Undang-Undang dengan salah satu alasannya, dapat menghilangkan eksistensi kebudayaan asli Indonesia, yang artinya tidak menghormati warisan para pendiri suku-suku di Indonesia yang telah dilestarikan turun-temurun.

Terlepas dari sikap setuju atau tidak (atau juga tidak peduli) dengan perubahan RUU APP menjadi sebuah Undang-Undang, sebaiknya kita melihat urgensitas dari perlu tidaknya mempertahankan budaya yang telah ada sejak dahulu. Apakah semua bentuk kebudayaan harus kita pertahankan? Apakah sebuah suku akan kehilangan jati dirinya jika salah satu bentuk kebudayaannya dirubah? Bukankah kebudayaan adalah usaha manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya? Lalu mengapa kita menolak kehadiran budaya baru yang menggantikan kebudayaan lama, jika kebudayaan tersebut lebih baik dan lebih memanusiakan manusia? Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menulis dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi “Di dunia ini tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri”.

Sunday 9 July 2006

Dunia Transparan (prolog)

begitu banyak orang yang mewarnai hidupnya dalam kehidupan. ntah itu warna-warna gelap atau pun warna-warna cerah. ada pula yang ikut terwarnai oleh warna-warna yang diberikan oleh masyarakat. akibatnya banyak anggapan-anggapan dan opini-opini yang berkembang biak dengan baik meskipun kita tidak tahu kebaikan maupun kebenarannya. terkadang ada hal-hal yang netral menjadi bermakna negatif atau positif, dan itu semua tergantung kepada pendapat umum, atau pendapat pribadi yang diakui oleh umum.

terkadang ada orang yang menyepelekan masalah penting. misalnya saja dalam ketatabahasaan. dalam bahasa arab ada perbedaan arti antara "ayyam" dengan "ayam". "ayyam" berarti hari sedangkan "ayam" tidak ada artinya. namun karena sudah tercekoki dengan penyepelean hal-hal yang sepele namun terkadang penting, akhirnya hal seperti itu pun dianggap biasa saja. salah satunya adalah penyamaan "dajal" dengan "dajjal".

banyak hal yang perlu dibenahi dalam hidup ini, salah stunya adalah pola pikir kita. 4JJ1 menciptakan dunia ini penuh warna, dan dengan warna itu hukum alam menjadi stabil. sayangnya, karena manusia yang telah menyempitkan pandangannyalah maka warna-warna yang ada hanya dapat terlihat sebagian. cahaya hanya dilihat sebagai warna putih. kegelapan hanya terlihat hitamnya dan ketidakjelasan menjadi abu-abu. padahal dalam semua hala ada bagian warna-warnanya. bukankah hitam bisa menjadi hitam karena ada putih. bukankah dalam keabu-abuan ada merah, hijau, biru, kuning, hitam dan putih. meskipun proporsinya tidak sama. tapi yang jelas semuanya adalah warna transparan. pelangi pun adalah warna transparan yang telah terbiaskan oleh kejernihan air.

4JJ1 pernah berkata (dalam sudut pandang yang lain) "semuanya berasal dariKu dan akan kembali kepadaKu" [2:156]

memang tidak semua orang berhak menjadi seorang mujtahid, karena memang ada syarat-syarat khusus untuk menjadi seorang mujtahid. Namun apakah salah jika kita memandang sesuatu dari perspektif/ sudut pandang yang lain. sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang orang kebanyakan.

apakah sesuatu yang baru selalu salah? apakah pemikiran-pemikiran baru selalu salah? tentunya semua akan berpendapat "tidak selalu, tergantung isinya". kalau memang berpendapat seperti itu, bagaimana tanggapan terhadap terjemahan ayat di atas. salahkah?

resiko orang-orang yang memandang dari sudut pandang berbeda adalah keterasingan. mungkin akan banyak kritikan terhadap orang2 yang menggunakan nama-nama yang bermakna negatif atau yang mendekatinya, misalnya saja dajal, jurig, darkness

apakah pemikiran kita telah terdikotomikan oleh pemikiran-pemikiran sekuler. pemikiran yang meniadakan tuhan sebagai pencipta segala. pemikiran yang menganggap bahwa yang baik itu hanya tuhan dan setan adalah sumber keburukan. padahal, 4JJ1 telah menyatakan "Akulah yang menciptakan", yang berarti semua yang ada di dunia ini sejatinya adalah ciptaan 4JJ1, yang berarti pula segala (menurut sudut pandang manusia) kebaikan dan kejahatan berasal dari 4JJ1 pula.

janganlah menilai sesuatu yang terjadi di dunia ini sebagai hitam atau putih atau abu-abu atau merah jambu atau hijau. sebab sebenarnya semuanya adalah satu warna, yaitu transparan (tanpa warna).

marilah kita belajar melihat seluruh warna alam dengan keseluruhan warnanya

Sunday 2 July 2006

Diri Kita Bukan Milik Kita

setuju atau tidak judul tulisan ini adalah sebuah kenyataan. sepemikiran dengan salah seorang saudara saya, tidak ada alasan kuat yang menyatakan kalau diri kita ini adalah milik kita seutuhnya. siapakah kita, hingga kita mengaku memiliki diri kita sendiri? bukankah kita tak punya kebebasan dalam memiliki kehidupan kita di dunia ini? mengapa kita bisa merasakan kehidupan? apakah kita mampu menolak pemberian kehidupan ini? janganlah sesumbar menyatakan "be your self/ jadilah dirimu sendiri". sebab siapakah diri kita ini? bukankah manusia itu terbentuk dari informasi yang masuk ke dalam dirinya (terlepas dari informasi itu diterima atau ditolak)?


manusia adalah manusia. makhluk sempurna yang tidak sempurna. makhluk yang berlebih di dalam kekurangannya. ciptaan yang bebas berkehendak sesuai keinginannya namun dibatasi rencanaNya. pribadi yang berkarakter namun memerlukan contoh.

sekali lagi saya hanya ingin menekankan, bahwa diri kita bukanlah milik kita. kita tetap dapat berkelakuan sesuka hati kita. kita tetap boleh menentukan apa yang kita inginkan. hanya saja kita tak selalu dapat mendapatkan apa yang kita ingin dapatkan, sebab ada yang Maha Menentukan.

jika kita telaah konsep egoisme, terutama tentang rasa kepemilikan tubuh, sungguh ternyata ada penuhanan terhadap diri sendiri. apakah kita termasuk ke dalam golongan seperti itu? seandainya saja semua orang sadar tentang siapa yang benar-benar memiliki diri ini, tentu saja tidak akan ada lagi pengobralan aurat manusia.

sebagai penutup saya hanya ingin menulis, innalillahi wainna ilaihi rojiun/ segalanya berasal dari 4JJ1 dan akan kembali kepada 4JJ1

Sunday 25 June 2006

rennaisance kembali

entah lah apa yg gw rasain saat ini
sungguh aneh!!
gw ngerasa kesal sam orang2, yg di birama, yg di kampus, tapi gw paling kesel sama diri gw sendiri!!!

gw kangen ama diri gw yg dulu (sebagian)
gw yg rajin bermahabbah sama Dia
gw yg getol ngadain kegiatan
gw yg selalu seneng ikutan pelatihan
gw yg rajin bikin tulisan
mengkritisi kehidupan
dan banyak lagi sisi hidup gw yg udah hilang

gw kangen sama diri gw yg dulu nih
semoga temen2 gw bisa ngebantu gw nemuin diri gw yg dulu

untuk saat ini, seperti kata iwan fals dalam lagunya "jika kata tak lagi bermakna lebih baik diam saja"

Sunday 18 June 2006

Suratku untuk ku

"i hate my self and i want to die". itulah kalimat dari seseorang yang dijadikan idola para gitaris. dia adalah Curt Cobain. bahkan kalimat itu dijadikan sebuah lagu dan judul albumnya sebelum dia mati. mungkin dia sudah jenuh dengan bermain gitar, yang konon semua rahasianya telah ia kuasai walaupun ia bermain secara kidal.

seandainya ia mau bersabar untuk mencari, mungkin ia tak akan pernah berkata demikian.
masih banyak hal yang belum ia ketahui rahasianya. masih banyak hal yang belum ia pelajari. dan masih banyak alasan untuk ia tidak berkata demikian.

walaupun tak sehebat dan setenar Curt Cobain. gw juga pernah merasakan hal yang sama "RASA INGIN MATI", namun hingga kini gw belum mati -karena suatu saat nanti gw pasti mati. gw sadar harga sebuah kematian itu begitu mahal, terutama di saat sekarang ini. gw punya prinsip "i hate my self and i want to change it".

gw sadar banyak kesalahan yang sering gw buat. gw sadar begitu banyak hal yang belum bisa gw selesaikan. gw sadar kalau gw mesti sadar sesadar-sadarnya untuk menyadari kesadaran gw.

Sunday 11 June 2006

Surat permohonan maaf

Rabb, maafkanlah hambaMu ini
Telah lama aku slalu menyangsikanMu
Waktu yang ada bukan untukMu
Kesempatan berubah pun terus ku lewati

Rabb, maafkanlah hambaMu ini
Pikiran ku tak pernah untukMu
Hati ini tak ada ruang namaMu
Setiap nafasku hanyalah untuk selainMu

Rabb, maafkanlah hambaMu ini
Langkah ini berakhir tanpa kehadiranMu
Gerakan tanganku diiringi bukan dengan ruhMu
Ucapanku seluruhnya tiada peringatanMu

Rabb, maafkanlah hambaMu ini
KeagunganMu tak pernah kusebutkan dalam segala karya ku
NamaMu tak pernah kuhadirkan dalam seluruh nafas ku
RahmatMu tak pernah kuingat dalam segala jerih payah ku

Rabb, maafkanlah hambaMu ini
Karena telah sering aku meminta maaf
Karena berkali-kali aku meninggalkanMu
Karena mungkin aku akan melupakanMu lagi

Sunday 4 June 2006

akhir dari sebuah permulaan

Akhirnya telah tiba saatnya untuk memulai lagi sesuatu yang baru. suatu tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sekarang. padahal seharusnya sudah sejak lama tahap ini diselesaikan. menyesal?tidak ada alasan untuk merasakan hal tersebut, walau pernah juga, namun hanya sekejap. lebih baik melakukan hal yang lebih bermanfaat daripada menyesali yang telah terjadi. SEORANG PECUNDANG ADALAH YANG SELALU BERPIKIR TANPA BERBUAT DAN SELALU BERBUAT TANPA PERNAH BERFIKIR DAHULU.