Sunday 27 August 2006

oleh2 KKL

saya menemukan beberapa momen yang menarik selama proses KKL (kuliah kerja lapangan), dan beberapa momen itu mungkin akan saya jadikan beberapa buah tulisan (itu juga kalo masih niat nulis)

saya hanya ingin berbagi cerita (sedih dan senang) selama KKL

  1. setelah 3 tahun tidak dapet kabar dari anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) di SMA N 7 Tangerang, akhirnya ada yg nge sms, kalo saya harus dateng ke acarapra LDP (latihan dasar penelitian) pada tanggal 19 agustus, lumayan seneng juga, soalnya kangen ama organisasi ini :)
  2. ternyata pembimbing praktek KKL saya adalah teman seorganisasi di KIR, meskipun dia 2 tahun di atas saya, namun kami kan udah saling kenal, meskipun tidak dekat. inilah salah satu nikmatnya berorganisasi :D
  3. setelah acara pra LDP, saya baru tahu, kalo 2 organisasi kebanggaan saya, yaitu ROHIS dan Pramuka, kini telah kehilangan giginya :(
  4. ketika mau konfirmasi kalo saya udah selesai mengumpulkan data, saya bertemu dengan salah seorang teman seangkatan saya. meskipun tampaknya dia sudah tidak terlalu mengenali saya :|
udah ah segitu aja.
kalo saya masih biat untuk nulis akan saya lanjut :D

Sunday 20 August 2006

konspirasi global

pernahkah kita berpikir, kenapa saat ini banyak kelompok-kelompok yang mengaku berdasarkan islam saling hujat?
pernahkah kita membayangkan apa yang melatarbelakangi senua perpecahan yang terjadi di dunia ini?
siapa sebenarnya yang menunggangi kejadian-kejadian yang terjadi dikalangan kelompok-kelompok yang mengaku beragama?

banyak teori-teori yang muncul dikalangan akademisi dan pemikir di dunia ini, namun salah satu teori yang paling menarik dan selalu hangat adalah teori konspirasi.

dalam teori tersebut, setiap kejadian selalu terkait dengan kejadian yang lain. dari yang terkait erat sampai yang tidak ada kaitannya sama sekali bisa saja saling terhubung.

mengutip salah satu kalimat di novel Little Prince "kita tak pernah tahu". memang, kita tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi. kita tak pernah benar-benar tahu apa yang melatarbelakangi sebuah kejadian, sebab bisa jadi dibalik kejadian yang melatarbelakangi sebuah kejadian, tersembunyi sebuah kejadian yang diinginkan untuk terjadi. bisa jadi munculnya tulisan ini pun adalah salah satu kejadian yang dinginkan terjadi oleh orang atau suatu kelompok yang ditunggangi oleh seseorang atau kelompok lain yang ditunggangi pula oleh seseorang atau kelompok lain.

terkait dengan teori konspirasi, saat ini tampaknya ada sebuah konspirasi global yang diatur oleh suatu kelompok besar yang kuat. kelompok ini menginginkan terjadinya penerimaan secara paksa ide-ide materialis. selain itu kelompok ini pun sangat menginginkan terjadinya kekacauan global dikalangan agamawan. masih ingatkah dengan salah seorang antropolog yang telah berhasil mengacaukan kestabilan kultural di masyarakat Aceh? jangan-jangan terjadinya perang di irak dan di afganistan atau di tempat lain, pertikaian antara syi'ah dan sunni, perbedaan pandangan tentang musik dan gaya-cara hidup, sikap tegas salafi, keyakinan terhadap akan berdirinya sistem khilafah dan lainnya pun adalah sebuah rencana besar sebuah kelompok yang ingin mengatur kehidupan manusia.

dalam iklan-iklan di televisi, banyak tersebar ide-ide dekulturisasi yang diselipkan dalam klip-klip suatu produk. misalnya saja minum sambil berdiri atau berjalan, efek suatu produk yang terlalu berlebihan, dan lain sebagainya. belum lagi ide-ide yang diselipkan di setiap akting film. sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?

tulisan ini hanya ingin mengajak untuk melihat sesuatu lebih dalam dan lebih jauh, serta melihat sesuatu dari suatu sudut pandang yang berbeda dari biasanya. sadarlah! sebab saat ni secara tidak langsung kita sedang dijadikan pion catur yang dimanfaatkan untuk pencapaian kepentingan suatu kelompok yang sangat kuat. keadaan ini tidak hanya mengikat para akademisi, intelektual atau para politikus dan tentara, tetapi juga seorang pemulung yang hanya berpikir untuk tetap bisa makan esok hari.

Sunday 13 August 2006

Berkencan Dengan Bencana

Apa yang akan kita lakukan ketika mendengar ada orang lain di tempat yang jauh dari kita, mengalami bencana? Apakah kita akan langsung menuju ke tempat kejadian perkara? Apakah kita langsung menyebarkan informasi tersebut dan mengajak orang lain untuk memberikan bantuan? Apakah kita akan tetap duduk menyaksikan perkembangan beritanya dan terus berdoa? Apakah kita akan memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan kita? Hal yang paling mendasar sebenarnya adalah apakah kita sadar apa bencana terbesar dan terburuk bagi manusia?

Bencana-bencana yang terjadi telah merenggut nyawa begitu banyak makhluk hidup, tidak hanya manusia. Manusia, sebagai makhluk sosial dan memiliki perasaan, sudah sepantasnya berempati kepada makhluk lainnya yang terkena bencana. Manusia sudah ditakdirkan untuk dapat merasakan perasaan makhluk lain di sekitarnya, namun pernahkah kita berempati kepada diri kita sendiri? Pernahkah kita berempati kepada alam? Sudah berapa kali kita menyimpan sampah pada tempatnya? Sudah berapa kali kita mengurangi polusi air, tanah, udara dan suara? Seberapa seringkah kita berusaha mencegah bencana? Sudah berapa kali kita memelihara diri kita sendiri?

Manusia sering bertindak reaktif terhadap informasi yang didapatkan karena memang itu sudah fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Kecepatan reaksi kita terhadap peristiwa yang terjadi terhadap manusia lainnya menunjukkan tingkat solidaritas kita, namun tidak menunjukkan tingkat kepedulian kita terhadap alam sekitar. Kita mungkin sering memberikan bantuan kepada para korban bencana alam, tapi seringkah kita melakukan perawatan terhadap alam sekitar? Sudah sesering apakah kita menanam pohon? Sudah pedulikah kita dalam proses daur ulang sampah? Sudah sejauh apa usaha kita dalam mengirit energi? Sudah seperti apakah usaha proaktif kita dalam bercengkrama dengan alam?

Bencana-bencana yang terjadi akibat proses alamiah sudah dapat diramalkan kejadiannya oleh para pakar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka sudah mampu menciptakan alat-alat yang dapat memperkirakan terjadinya peristiwa alam. Mereka juga sudah mampu menciptakan metode untuk meminimalisasi korban dari peristiwa alamiah itu, namun kemampuan mereka belum mampu dan tak akan mampu menghentikan kematian makhluk hidup, sebab kematian adalah kepastian. Makhluk hidup dapat dikatakan hidup jika dia mengalami kematian. Mati di sini berarti tidak akan mengalami hidup lagi di dunia ini.

Manusia yang beragama ataupun tidak, yakin bahwa dirinya pasti akan mati, tetapi ada perbedaan dalam menyikapi kematian. Manusia yang beragama akan berbuat sebaik-baiknya di dunia sebab mereka yakin bahwa ada kehidupan lain setelah kematian. Mereka juga berbuat baik dalam hidupnya untuk berterima kasih kepada penciptanya atas pemberian kehidupan kepada mereka. Orang-orang yang tidak beragama akan berbuat sesuka mereka, ada yang berbuat baik karena rasa simpati kepada makhluk lainnya, ada juga yang berbuat kerusakan menuruti hawa nafsunya. Mereka berbuat seperti itu karena mereka yakin bahwa setelah mati mereka tidak akan hidup lagi, jadi mereka akan menikmati hidup mereka sesuai dengan keinginan mereka. Bagaimana dengan kita?

Kembali ke masalah bencana. Bencana dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran. semua wilayah yang ada di bumi pasti akan mengalami gempa bumi, baik itu gempa vulkanik yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi maupun gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Tsunami, Lanina dan El Nino pasti akan dialami oleh seluruh wilayah bumi yang dekat dengan lautan, sebab ketiganya merupakan peristiwa alamiah yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kebakaran, banjir, tanah longsor dan bencana-bencana alam lainnya merupakan akibat dari ulah manusia. Semua bencana tersebut harus dijadikan pelajaran bagi manusia. Bencana alamiah tidak dapat dicegah, namun dampaknya dapat diantisipasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bencana yang disebabkan oleh tangan manusia dapat ditanggulangi melalui bersahabat dengan alam.

Terjadinya bencana alam di Indonesia semoga memberikan kesadaran kepada kita semua akan pentingnya lingkungan kita. Pengambilan hikmah sampai sekarang hanya sebatas kesadaran yang semu, dimana kesadaran tersebut akan timbul setelah adanya bencana yang telah memakan banyak korban, namun kemudian kita melupakannya kembali. Penghijauan dilakukan setelah adanya peristiwa dan memperingati Hari Bumi, pembersihan pantai hanya dilakukan pada saat Hari Bumi, kebersihan kota hanya dilakukan menjelang penilaian ADIPURA. Hal itu masih memberikan kesan kegiatan yang simbolis tanpa memberikan suatu kesadaran kepada kita semua akan pentingnya lingkungan kita. Namun demikian kita masih patut bersukur. Kita masih melakukan kepedulian terhadap lingkungan dari pada tidak sama sekali, akan tetapi alangkah lebih bijaksana lagi jika melakukan pencegahan sebelum segala sesuatunya terjadi. Sebagai penutup, sebenarnya bencana yang terbesar bagi seorang manusia adalah kesendirian, karena ketika manusia benar-benar sendiri, baik secara fisik maupun perasaan, maka sebenarnya dia telah mati.

Sunday 6 August 2006

pelayanan satu meja

hari ini ngurusin ijin KKL di pemda kota Tangerang. pertama dateng ke kantor dinas trantib, udah di sono ngisi form disposisi dulu. terus disuruh ke Pusat Pemerintahan Kota tangerang, tepatnya ke bagian umum. karena tempatnya ga terlalu jauh maka ke sananya jalan kaki. ketika sampai di puspem, muncul rasa bingung, tempatnya gede banget!!! inisiatif nanya ke satpam, oleh satpam di kasih tau tempat tujuan (bag.umum) plus oleh-oleh tanda pengenal yang dituker dengan tanda masuk. setelah sampai di bagian umum... harus nunggu 1 minggu baru dapat kabar lagi..

di suatu daerah saya pernah dengar pelayanan satu atap. di bandung saya pernah dengar pelayanan satu pintu. tapi saya yakin kelak semuanya akan melakukan pelayanan 1 meja, dimana masyarakat cukup datang ke hadapan komputer yang terhubung dengan internet untukl mendapatkan pelayanan dari pemda. hal ini mulai dirintis, salahsatunya di surabaya, dimana perpanjangan STNK dapat dilakukan secara online dan memakan waktu 10 menit.

namun perwujudan angan2 saya dan orang-orang lain ini membutuhkandukungan dari semua pihak dari semua golongan. dari pengangguran sampai presiden. dari anak TK sampai rektor. dari bayi sampai kakek/nenek.